Oleh Siraaj Sabtu, 24 Rabiul Awwal 1434 H / 12 Januari
2013 06:00 
(Arrahmah.com) - MENGAPA DISKUSI PARA SALAF SELALU DILIMPAHI BERKAH,
SEDANGKAN DISKUSI KITA MALAH MERENGGANGKAN UKHUWWAH ?
Amirul Mukminin Umar bin
Khattab -radhiyallohu 'anhu- setiap berbeda pendapat dengan seseorang, beliau
selalu berkata :
ما
حاججت أحداً إلا وتمنيت أن يكون الحق على لسانه
"Tidaklah aku menyampaikan
hujjahku kepada seseorang kecuali aku berharap agar kebenaran (al haq) ada pada
lisannya (hujjahnya)"
Beginilah tawadhu' nya seseorang
yang Rasulullah berkata tentangnya:
"Sesungguhnya Allah telah
meletakkan kebenaran (al Haq) pada lisan Umar dan hatinya" (HR. Ahmad dan Imam Hakim dalam Al Mustadrak dan
beliau menyatakan hadits ini shahih atas persyaratan Bukhari dan Muslim)
Setiap kali Imam Syafi'i berbeda
pendapat dengan orang lain, beliau selalu mengatakan :
ما
جادلت أحداً إلا تمنّيت أن يظهِر الله الحق على لسانه دوني
"TIDAKLAH AKU MENDEBAT
SESEORANG KECUALI AKU BERHARAP AGAR ALLAH MENUNJUKKAN KEBENARAN (AL HAQ) DI
ATAS LISANNYA, BUKAN LISANKU."
DR. Thariq Suwaidan berkata :
لم
أر غروراً أشد من غرور المتدين الذي يعتبر نفسه يتكلم بإسم الشرع بينما الامام
الشافعي يقول: ما جادلت أحدا إلا وتمنيت أن يكون الحق على لسانه
"Aku tidak pernah melihat
kesembronoan melebihi sembrononya seorang yang mengaku memegang teguh Dien nya
yang merasa -hanya- dirinya saja yang berpegang teguh dan berbicara atas nama
Syari'ah Islam sedangkan Imam Syafi'i berkata :
"TIDAKLAH AKU MENDEBAT
SESEORANG KECUALI AKU BERHARAP AGAR ALLAH MENUNJUKKAN KEBENARAN (AL HAQ) DI
ATAS LISANNYA, BUKAN LISANKU"
BEGINI LAH PARA SALAF SALING
MENGHORMATI KELEBIHAN MEREKA
يروى
أن زيد بن ثابت _ كاتب الوحي _ كان يهم بركوب دابته،
فيقف
عبد الله بن عباس _رضي الله عنهما _ بين يديه ويمسك له ركابه ، ويأخذ بزمام دابته
.
فقال
له زيد :دع عنك يا ابن عم رسول الله
.
فقال
ابن عباس : هكذا أُمرنا أن نفعل بعلمائنا
.
فقال
له زيد : أرني يدك ، فأخرج ابن عباس يده له ، فمال عليها و قبلها
،
وقال
: هكذا أمرنا أن نفعل بأهل بيت نبينا صلى الله عليه وسلم.
Diriwayatkan bahwa Shahabat Zaid bin
Tsabit -penulis wahyu Rasulullah- suatu hari hendak menaiki untanya, melihat
hal tersebut, shahabat Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthallib -saudara sepupu Rasulullah
shollallohu 'alaihi wasallam- segera bergegas mendekati beliau dan memegangi
kekang unta beliau.
Zaid bin Tsabit sangat terkejut
seraya berkata :
"Lepaskan tanganmu dan biarkan
aku melakukannya sendiri wahai anak paman Nabi"
Spontan Abdullah bin Abbas menjawab
:
"DEMIKIANLAH KAMI DIAJARI
NABI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM UNTUK MENGHORMATI AHLI ILMU (ULAMA)
KAMI"
(seperti tak mau kalah) Zaid bin
Tsabit pun menjawab :
"Ulurkan tanganmu, perlihatkan
padaku"
Abdullah bin Abbas segera
menjulurkan tangannya ke arah Zaid bin Tsabit. Seketika Zaid bin Tsabit menarik
tangan Abdullah bin Abbas dan menciumnya seraya berkata :
DEMIKIAN KAMI DIAJARI NABI
SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM UNTUK MENGHORMATI AHLUL BAYT (KELUARGA) NABI
KAMI" (Shuwar Min Hayat Ash Shohabah jilid 3/11)
BEGINILAH PARA ULAMA' SALING
MENGHARGAI
قال
الإمام أحمد بن حنبل: كل حديث لا يعرفه يحيى بن معين فليس بحديث , ها هنا رجل خلقه
الله لهذا الشأن، يظهر كذب الكذابين
Imam Ahmad Bin Hanbal -rahimahullah-
berkata :
"Setiap hadits yang tidak diketahui
oleh Imam Yahya bin Ma'in, maka itu bukan hadits. Beliau lah orang yang Allah
ciptakan khusu untuk ilmu ini -ulumul hadits- beliau lah yang akan menyingkap
kebohongan para pendusta"
Imam Yahya bin Ma'in telah menulis
satu juta hadits dengan tulisan tangan beliau sendiri. Dan setiap satu hadits
beliau ulangi sebanyak 50 kali.... !!!!! (Qiymah Az Zaman 'Inda Ahl Ilmi
hal 35)
Imam Muhammad Ibnu Siirin, seorang
Tabi'in yang masyhur berkata :
إذا
بلغك عن أخيك شيء فالتمس له عذرًا ، فإن لم تجد فقل: لعل له عذرًا لا أعرفه
"Jika sampai kepadamu
sebuah berita tentang keburukan saudaramu, maka carilah udzur baginya. Jika
kamu tidak mendapatkannya, maka ucapkanlah : "Barangkali ia mempunyai
udzur yang aku tidak tahu" (Syu'abil Iman lil Bayhaqi juz 6/323)
تأن
ولا تعجل بلومك صاحبًا .. ... .. لعل له عذرًا وأنت تلوم
Berhati-hati lah dan jangan engkau
tergesa-gesa mencela saudaramu,
Barangkali ia memiliki udzur namun
engkau justru mencela udzurnya itu
وعين
الرضا عن كل عيب كليلة
ولكن
عين السخط تبدي المساويا
ولست
بهياب لمـن لا يهابنـي
ولست
أرى للمرء ما لا يرى ليا
فإن
تدن مني تدن منك مودتـي
وإن
تنأ عني تلقني عنـك نائيـاً
Dan pandangan mata yang penuh ridho
akan tumpul melihat aib saudaranya
Akan tetapi pandangan penuh
kedengkian selalu memunculkan keburukan
Aku tidak akan takut kepada
orang yang tidak menakut-nakuti aku
Aku juga tidak akan melihat
kepada orang lain dengan cara yang ia tidak melihatku seperti itu
Maka jika engkau mendekat
padaku, rasa cintaku pun akan mendekat kepadamu
Namun jika engkau menjauh
dariku, niscaya akan engkau dapati aku pun menjauh darimu
MENDAHULUKAN ADAB SEBELUM SIKAP
KRITIS
Syaikhul Islam Ibnul Qayyim Al
Jauziyyah berkata :
"Rasa hormat saya kepada
guru saya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, tidak mengurangi kewajiban saya untuk
tetap bersikap kritis terhadap fatwa dan pendapat beliau"
Ilmu memang memilki derajat
yang tinggi di hadapan Allah, namun adab adalah buah nyata dari ilmu itu.
Sikap kritis terhadap pendapat
manusia adalah kewajiban setiap orang yang tidak ingin disebut muqollid
(taqlid). Namun adab terhadap ilmu dan ahlul ilmi melebihi tingginya kewajiban
untuk bersikap kritis tersebut.
Para salafus shalih
mengajarkan kepada kita betapa adab adalah tanda dalamnya ilmu dan tingginya
wara' seseorang dan tawadhu' terhadap ilmu dan adab walaupun itu dimiliki olah
orang yang usianya jauh lebih muda darinya .
عَنْ
غُضَيْفِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّهُ مَرَّ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ نِعْمَ
الْفَتَى غُضَيْفٌ. فَلَقِيَهُ أَبُو ذَرٍّ فَقَالَ أَىْ أُخَىَّ اسْتَغْفِرْ لِى.
قَالَ أَنْتَ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنْتَ أَحَقُّ أَنْ
تَسْتَغْفِرَ لِى. فَقَالَ إِنِّى سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ
نِعْمَ الْفَتَى غُضَيْفٌ. وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ضَرَبَ بِالْحَقِّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ
». قَالَ عَفَّانُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ يَقُولُ بِهِ
Dari Ghudhoif bin Al Harits
Radhiyallohu 'Anhu ia bercerita bahwa suatu hari ia lewat di depan Umar Bin
Khattab Radhiyallohu 'Anhu, lalu Umar berkata :
"Sebaik-baik anak muda
adalah Ghudhoif".
Ghudhoif melanjutkan ceritanya
:
"Setelah peristiwa itu
aku berjumpa dengan Abu Dzar, beliau berkata kepadaku : "Wahai
saudaraku mintakan ampun kepada Allah untukku".
Ghudhoif menjawab :
"Engkau shahabat Rasul yang terpandang, engkau lah yang lebih pantas
berdo'a dan memintakan ampun kpd Allah buatku".
Abu Dzar menjawab :
"Sungguh aku mendengar Umar berkata : "Sebaik-baik anak muda adalah
Ghudhoif", sedangkan Rasulullah Shollallohu 'alaihi Wasallam : "Sesungguhnya
Allah meletakkan kebenaran pada lisan dan hati Umar"
(HR. Ahmad dan Imam Hakim
dalam Al Mustadrak dan beliau menyatakan hadits ini shahih atas persyaratan
Bukhari dan Muslim, Muhtashor Tarikh Dimasyq juz 6 hal 247)
ADAB LEBIH DICINTAI PARA SALAF
DIBANDING ILMU
Rasulullah shollallohu 'alaihi
wasallam bersabda :
إنما
بعثت لأتمم مكارم لأخلاق
"Sesungguhnya aku diutus tidak
lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia"
Oleh karena itulah para Ulama Salaf
lebih mendahulukan adab disbanding ilmu dan mereka amat sangat menjaga adab
Islami dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan mereka. Berikut beberapa nasehat
mereka:
Imam Ibnul Mubarak berkata :
تعلمت
الأدب ثلاثين سنة، وتعلمت العلم عشرين سنة
"Aku belajar adab selama
tigapuluh tahun, dan aku belajar ilmu selama duapuluh tahun"
Seorang ulama Salaf menasehati
anaknya :
يا
بنى لأن تتعلم بابا من الأدب أحب إلى من أن تتعلم سبعين بابا من أبواب العلم
"Wahai anakku, aku lebih suka
melihatmu mempelajari satu bab tentang adab dibanding mempelajari tujuh puluh
bab tentang ilmu"
Al Mikhlad bin Husain berkata kepada
Imam Ibnul Mubarak :
نحن
إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من الحديث
"Kita jauh lebih membutuhkan
banyaknya adab dibanding banyaknya hadits"
Imam Syafi'i pernah ditanya
seseorang tentang bagaimana besarnya keinginan dan kesungguhan beliau untuk
belajar dan memahami adab. Beliau menjawab :
أسمع
بالحرف منه مما لم أسمعه فتود أعضائى أن لها أسماعا فتنعم به
"Ketika aku mendengarkan satu
huruf saja tentang adab yang belum pernah aku dengar sebelumnya, maka aku
rasakan seluruh anggota tubuhku menginginkan untuk mempunyai pendengaran
sehingga mereka mendengarnya dan mendapatkan nikmatnya adab"
Lalu orang itu bertanya lagi :
"Lalu bagaimana keinginanmu
mempelajari adab itu ?"
Beliau –rahimahullah- menjawab:
طلب
المرأة المضلة ولدها وليس لها غيره
"Seperti seorang ibu yang
sedang mencari anak satu-satunya yang hilang"
Lalu beliau berkata
ليس
العلم بما حفظ العلم ما نفع
"Ilmu bukanlah diukur dengan
apa yang telah dihafal oleh seseorang, tetpi diukur dengan apa yang bermanfaat
bagi dirinya"
Diriwayatkan dari Musa bin Nushair,
beliau berkata :
"Aku mendengar Isa bin Hammad
menasehati para pelajar ilmu hadits:
تعلموا
الحلم قبل العلم
"Pelajarilah kelembutan hati
dan kerandahan jiwa sebelum kalian belajar ilmu"
Imam Ibnu Wahab berkata :
ما
تعلمت من أدب مالك أفضل من علمه
"Aku lebih mengutamakan belajar
adab kepada Imam Malik dibanding belajar ilmu darinya"
Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi)
berkata :
الحكايات
عن العلماء ومجالستهم أحب إلى من كثير من الفقه لأنها آداب القوم وأخلاقهم
"Kisah-kisah tentang kehidupan
para ulama dan duduk dalm majlis mereka lebih aku sukai dari mempelajari banyak
ilmu, karena kisah-kisah itu penuh dengan ketinggian adab dan akhlak
mereka"
Imam Ibnul Mubarak menyusun sebuah
syair
أيها
الطالب علما ائت حماد بن زيد
فاقتبس
علما وحلما ثم قيده بقيد
Wahai para penuntut ilmu, datanglah
kepada Imam Hammad bin Zaid
Dan belajarlah ilmu dan kelembutan
hati lalu ikatlah dengan pengikat yang kuat
Semua ini disampaikan oleh para
ulama salaf di zaman yang umat manusia masih sangat dekat dengan ulama dan
ahlul ilmi yang menjaga adab dan ilmu mereka, bagaimana dengan zaman akhir yang
kemungkaran dan kebodohan telah merajalela ?
KETEGASAN TIDAK SAMA DENGAN BERSIKAP
KASAR DAN KERAS. KARENA KETEGASAN BISA DISAMPAIKAN DENGAN CARA YANG LEMBUT
Sebagaimana ketegasan Musa dan Harun
terhadap Fir'aun yang disampaikan melalui kata-kata yang lembut atas perintah
Rabb mereka
"Pergilah kamu beserta
saudaramu (Harun) dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai
dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah
melampaui batas. MAKA BERBICARALAH KAMU BERDUA KEPADANYA DENGAN KATA-KATA YANG
LEMAH LEMBUT, MUDAH-MUDAHAN IA INGAT ATAU TAKUT." ( QS Thahaa 42 –
44)
Allah Azza Wa Jalla Berfirman :
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ
فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka disebabkan kasih sayang
dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. SEKIRANYA KAMU
BERSIKAP KERAS LAGI BERHATI KASAR, TENTULAH MEREKA MENJAUHKAN DIRI DARI
SEKELILINGMU. Karena itu maafkanlah -berikan kemudahan dan maklumi, pen-
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya". (QS Ali Imron 159)
Rasulullah -shollallohu 'alaihi
wasallam- bersabda :
من
يحرم الرفق يحرم الخير
"Barangsiapa yang
mengharamkan dirinya (membenci) sikap lemah lembut maka itu berarti ia menolak
kebaikan" (HR. Muslim)
إِنَّ
الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ
إِلاَّ شَانَهُ
Dari Aisyah Rodhiyallohu 'anha,
Rasulullah Bersabda :
"Sesungguhnya tidaklah sifat
lemah lembut ada pada suatu tindakan kecuali ia pasti akan membuat tindakan itu
indah, dan tidaklah sifat lemah lembut dicabut dari pada suatu tindakan kecuali
ia pasti akan membuat tindakan itu cacat." (HR. Muslim)
يَا
عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا
لاَ يُعْطِى عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِى عَلَى مَا سِوَاهُ
Dari Aisyah Rodhiyallohu 'anha,
Rasulullah Bersabda :
"Wahai Aisyah sesungguhnya
Allah Maha Lemah lembut dan Mencintai kelemah lembutan, Dia akan memberikan
karunianya atas mereka yang bersikap lemah lembut dan tidak memberikannya
kepada mereka yang bersikap kasar, serta akan memberikan kepada mereka apa-apa
yang tidak Allah Berika kepada selain mereka" (HR. Muslim)
Anas Bin Malik berkata : "Suatu
ketika datang seorang Arab Badui dan kencing di pojok Masjid, maka orang-orang
datang memarahinya. Seketika Rasulullah -shollallohu 'alaihi wasallam- melarang
mereka, setelah orang itu menyelesaikan Rasulullah -shollallohu 'alaihi wasallam-memerintahkan
para shahabat untuk mengguyur bekasnya dengan air"
Dalam hadits lain ditambahkan :
"KALIAN TIDAK DIUTUS KECUALI
HANYA UNTUK MEMBERIKAN KEMUDAHAN BUKAN MEMBUAT KESULITAN" (HR
Bukhari)
رَبِّ
اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي
يَفْقَهُوا قَوْلِي
"Ya Rabb ku, lapangkanlah
untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari
lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku" ( QS Thahaa 42 – 44)
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
اللَّهُمَّ
آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ
نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
"Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari lemahnya hati dan kemalasan, sifat pengecut, kikir, kepikunan
dan dari azab kubur.
Ya Allah limpahkan pada hatiku
ketaqwaan kepada-Mu dan sucikanlah ia sesungguhnya Engkau lah sebaik-baik Yang
Mensucikan hati. Engkau lah pelindung hatiku dan Yang Paling dicintainya".
"Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak pernah tenang, nafsu
yang tidak pernah merasa puas dan dari do'a yang tidak pernah
dikabulkan" (HR Bukhari dan Muslim )
Andai setiap kita mampu
meneladani para salaf –rodhiyallohu 'anhum-.
Allahumma habbib ilainaa
hubba Nabiyyika wa hubba man yuhibbuhu : Ya Allah karuniakanlah kepada kami
kecintaan kepada Nabi Mu shollallohu 'alaihi wasallam dan kepada mereka yang
mencintainya. Wallohu Jalla Fie 'Ulaahu A'lam.
Oleh: Al Abdul Faqir Ilaa
Maghfiroti Robbihil Qodiir Abu Izzuddin Al Hazimi
Bumi Allah 27 Shofar 1434
Source: Fuad Al Hazimi I
- See more at:
http://www.arrahmah.com/read/2013/01/12/26074-mutiara-yang-terserak-dari-kehidupan-para-salaf.html#sthash.hRrP9PHF.dpuf
No comments:
Post a Comment