Samir MusaAhad,
26 Jumadil Akhir 1434 H / 5 Mei 2013 08:22
Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi
(Arrahmah.com) - Allah
Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman :
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ
لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang melakukan kejahatan
(maksiat dan dosa), niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia
tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah”. (QS An Nisa’ 123)
Para shahabat menyatakan bahwa inilah ayat Al Qur’an yang paling
berat bagi mereka, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa Aisyah
mengatakan kepada Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam bahwa inilah ayat Al
Qur’an yang terasa paling berat bagi dirinya. (Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 hal
558)
Balasan Allah yang secepat kilat itu dikarenakan Allah tidak
rela hamba-Nya yang beriman larut dalam kemaksiatan.
Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ
يَأْتِىَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ
“Sesungguhnya Allah Maha Pencemburu, dan cemburunya Allah adalah
di saat seorang mukmin melanggar yang diharamkan-Nya” (HR Bukhari)
NASEHAT IBNU ABBAS TENTANG MAKSIAT
Shahabat Abdullah Bin Abbas Rodhiyallohu
‘anhuma berkata :
“Wahai orang yang berbuat dosa, janganlah engkau merasa aman
dari dosa-dosamu. Ketahuilah bahwa akibat dari dosa yang engkau lakukan, adalah
jauh lebih besar dari dosa dan maksiat itu sendiri”.
“Ketahuilah bahwa hilangnya rasa malu kepada malaikat yang
menjaga di kiri kananmu saat engkau melakukan dosa dan maksiat, adalah jauh
lebih besar dosanya dari dosa dan maksiat itu”.
“Sesungguhnya ketika engkau tertawa saat melakukan maksiat
sedangkan engkau tidak tahu apa yang akan Allah lakukan atas kamu, adalah jauh
lebih besar dosanya dari dosa dan maksiat itu”.
“Kegembiraanmu saat engkau melakukan maksiat yang menurutmu
menguntungkanmu, adalah jauh lebih besar dosanya dari dosa dan maksiat itu”.
“Dan kesedihanmu saat engkau tidak bisa melakukan dosa dan
maksiat yang biasanya engkau lakukan, adalah jauh lebih besar dosanya dosanya
dari dosa dan maksiat itu”.
“Ketahuilah bahwa perasaan takut aib dan maksiatmu akan
diketahui orang lain, sedangkan engkau tidak pernah merasa takut dengan
Pandangan dan Pengawasan Allah, adalah jauh lebih besar dosanya dari aib dan
maksiat itu”.
“Tahukah engkau apa dosa Nabi Ayyub sehingga Allah mengujinya
dengan sakit kulit yang sangat menjijikkan selama bertahun-tahun, ditinggalkan
keluarganya dan habis harta bendanya ? Ujian Allah itu hanya disebabkan karena
seorang miskin yang didzalimi datang meminta bantuan kepadanya, tetapi Nabi
Ayyub tidak membantunya”.
(Suwar min Hayatis Shohabah jilid 3 hal 60 – 61)
**********
LALU BAGAIMANA JIKA MAKSIAT ITU TELAH KITA KETAHUI, KITA SADARI
DAN KITA YAKINI BAHWA ITU ADALAH MAKSIAT NAMUN KITA TERUS MELAKUKANNYA ?
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya
diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (QS Al A’raf 23)
“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus
alaihis salaam), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa
Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru (berdoa’)
dalam keadaan yang sangat gelap (di dalam perut ikan Paus) :
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي
كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Ilaah (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan
menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang
yang beriman”.
(samirmusa/arrahmah.com)
No comments:
Post a Comment