Mau
rumah di surga? jauhi debat kusir, walaupun anda dalam kebenaran!
Kamis,
26 Jumadil Akhir 1434 H / 2 Mei 2013 06:24
Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ
حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku
menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang
meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq),
juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan
berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi
siapa saja yang berakhlak mulia”
(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Umar
Bin Khattab berkata :
لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في
المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب
“Seseorang
tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang
berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun
hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam
percebatan itu”
(Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)
Imam
Ishaq bin Isa berkata :
المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل
“Imam
Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu
akan menghapuskan cahaya ilmu dari hati seseorang”
Imam
Ibnu Wahab berkata : “Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :
المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن
“Perdebatan
dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian”
(Jaami’ al Uluum wak Hikam 11/16)
DI ANTARA TANDA SEBUAH DISKUSI
TELAH BERUBAH MENJADI DEBAT KUSIR
1. Nada
suara mulai meninggi
2.
Tulisan mulai menggunakan istilah yang emosional
3.
Mulai muncul kata-kata ejekan atau sebutan yang merendahkan
4.
Mengulang-ulang argumentasi
5.
Mengingkari aksioma
6.
Menolak logika
7.
Mulai melibatkan perasaan dan emosi yang berlebihan
* aksioma = pernyataan yang dapat diterima
sebagai kebenaran tanpa harus melalui pembuktian
Jika
sudah seperti ini, sebaiknya segera tinggalkan saja karena bukan manfaat yang
akan kita dapat, melainkan justru madhorot. Bukan ukhuwwah yang kita raih,
melainkan kebencian dan kedengkian yang kita peroleh.
لاَ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلاَ
لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ فَمَنْ فَعَلَ
ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ
“Janganlah
kalian mencari ilmu untuk menandingi para ulama atau untuk mendebat orang-orang
bodoh atau agar bisa menguasai pertemuan dan majlis-majlis. Barangsiapa
yang berbuat seperti itu, maka neraka baginya, neraka baginya”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu
Majah dan Al Hakim, beliau menyatakan bahwa hadits ini Shahih dengan para
periwayat yang terpercaya sesuai dengan syarat-syarat Imam Muslim)
·
BERBANTAH-BANTAHAN : SEBAB KEKALAHAN
PERJUANGAN DAN JIHAD
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً
فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“”Hai
orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, DAN JANGANLAH KAMU BERBANTAH-BANTAHAN,
YANG MENYEBABKAN KAMU MENJADI GENTAR DAN HILANG KEKUATANMU dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al Anfal 45 – 46)
·
KUNCI-KUNCI KEMENANGAN DALAM JIHAD
Imam
Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menjelaskan ayat 45 – 46 surah Al Anfal dengan
penjelasan berikut :
“Di
sini, Alloh memerintahkan lima hal kepada para mujahidin. Tidaklah kelima hal
ini terkumpul dalam tubuh sebuah kelompok melainkan kelompok itu pasti menang,
walau pun jumlahnya sedikit dan jumlah musuhnya banyak :
Pertama: Istiqomah
dan tsabat
Kedua: Banyak
berdzikir (mengingat) menyebut nama Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala
Ketiga: Mentaati
Alloh dan mentaati Rosul-Nya
Keempat: Persatuan
kalimat dan tidak saling berbantah bantahan, karena itu akan menghantarkan
kepada kegentaran dan kelemahan. Berbantah-bantahan ini adalah tentara yang
bisa menguatkan musuh dari orang yang saling berbantah-bantahan untuk
mengalahkan mereka. Karena dengan bersatu, suatu pasukan seperti seikat anak
panah yang tidak seorang pun mampu mematahkannya. Jika anak panah itu
dipisah-pisah, musuh akan bisa mematahkannya.
Kelima:
Yang merupakan kunci, pilar dan penopang keempat hal di atas, yaitu : Sabar.
Inilah
lima hal yang menjadi dasar terbangunnya kemenangan. Ketika kelima hal ini
–atau sebagiannya— hilang, kemenangan pun akan hilang sebanding dengan
berkurangnya sebagian darinya. Jika semuanya terkumpul, satu sama lain akan
saling menguatkan, sehingga pasukan tersebut akan melahirkan pengaruh yang
besar dalam meraih kemenangan. Ketika kelima hal ini terkumpul dalam diri para
shahabat, tidak ada satu pun bangsa di dunia yang mampu menandingi mereka.
Mereka taklukkan dunia dan seluruh rakyat serta negeri tunduk kepada mereka.
Tatkala generasi sepeninggal mereka berpecah belah dan melemah, terjadilah apa
yang terjadi, la haula wa la quwwata illa billaahil ‘Aliyyi ‘l ‘Adzim; tiada
daya dan kekuatan melainkan (dengan) pertolongan Alloh yang Mahatinggi lagi
Maha Agung.
(Al
Furusiyyah : Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah hal 506)
·
DZIKIR : BATU BATA UNTUK MEMBANGUN
RUMAH DI JANNAH
أن بيوت الجنة تبنى بالذكر فإذا أمسك الذاكر عن الذكر أمسكت
الملائكة عن البناء
“Sesungguhnya
rumah-rumah kita di jannah dibangun dengan dzikir, maka ketika seseorang
berhenti berdzikir, malaikat pun berhenti membangun rumah itu”
(Al Wabil Ash Shoib – Ibnul Qoyyim Al
Jauziyyah 1/109)
*********
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya
Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemahnya hati dan kemalasan, sifat
pengecut, kikir, kepikunan dan dari azab kubur”.
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ
زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
“Ya Allah limpahkan pada hatiku
ketaqwaan kepada-Mu dan sucikanlah ia sesungguhnya Engkau lah sebaik-baik Yang
Mensucikan hati. Engkau lah pelindung hatiku dan Yang Paling dicintainya”.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ
قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ
لَهَا
“Ya
Allah aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang
tidak pernah tenang, nafsu yang tidak pernah merasa puas dan dari do’a yang
tidak pernah dikabulkan”
(HR Bukhari &Muslim )
(samirmusa/arrahmah.com)
No comments:
Post a Comment